Rabu, 27 Oktober 2010

Selamat Jalan Mbah Maridjan.....


Innalillahi wa innailaihi raji'un...telah berpulang ke Rahmatullah sosok kharismatik penjaga Gunung Merapi atau yang lebih qt kenal dengan sebutan kuncen: Mbah Maridjan. Mbah Maridjan d'temukan tewas dalam keadaan sujud d'rumahnya ketika bencana erupsi gunung merapi terjadi.

Mbah Maridjan yang bernama asli: Mas Penewu Suraksohargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tahun 1927) adalah seorang juru kunci gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982.

Masih segar dalam ingatan, ketika gunung merapi d'prediksi akan meletus di tahun 2006...ketika itu banyak pihak (termasuk Sultan HB X) turun tangan untuk m'evakuasi Mbah Maridjan ini tapi apa jawaban beliau?? "lebih baik saya ditembak mati daripada harus meninggalkan tugas saya sebagai kuncen!"

Jawaban yang tegas & mengandung nilai pengabdian & dedikasi yg tinggi terhadap profesi, kematian beliau t'bilang cukup m'harukan karena secara tidak langsung Mbah Maridjan seolah melakukan tindakan bunuh diri. Jadi inget bukunya Emile Durkheim yg b'judul Suicide yang m'jelaskan tentang tipe2 tindakan bunuh diri & faktor penyebab'a yg saat itu marak terjadi d'Perancis. Tipe "pengorbanan diri" yg dilakukan oleh Mbah Marijan termasuk dalam tipe altruistic suicide dimana bunuh diri ini disebabkan karena integrasi sosial yg terlalu kokoh, tipe bunuh diri altrustik ini terbagi lagi menjadi 3 sub-tipe, yaitu:
  1. Obligatory altruistic suicide: bunuh diri yg dilakukan seseorang bukan karena hal ini merupakan haknya, tetapi karena kewajiban'a.
  2. Optional altruistic suicide: bunuh diri yg dilakukan bukan atas dasar kewajiban yg d'tetapkan secara eksplisit oleh masyarakat tetapi atas dukungan masyarakat.
  3. Acute atruistic suicide: bunuh diri dimana si pelaku membunuh diri'a murni karena kepuasan semata utk mengorbankan diri.
Menurut analisa saya, kasus yang menimpa Mbah Marijan ini tergolong dalam sub tipe yang ke-2, yaitu optional atruistic suicide dimana tidak ada peraturan yang mewajibkan Mbah Marijan utk melakukan tindakan suicide tersebut namun karena dedikasi beliau yg begitu besar terhadap tugas menyebabkan beliau secara sukarela mengorbankan diri'a utk mengemban tugas'a sampai akhir hayat. Durkheim berasumsi bahwa tingkat bunuh diri dapat dikategorikan berdasarkan lama waktu kedinasan, kepangkatan dan kesukarelaan memasuki dunia "profesi". Durkheim m'jelaskan bahwa semakin lama masa "dinas" seseorang maka semakin tinggi p'hayatannya tentang moral dunia "profesinya" dan semakin terserap pula mereka ke dalam profesi'a, hal ini m'buat kerelaan utk mengorbankan diri menjadi lebih besar.

Inilah yang terjadi pada diri seorang kakek bernama Mbah Maridjan, karena kecintaan beliau terhadap gunung merapi & p'hormatan beliau terhadap Sultan HB IX yang telah m'percayakan "tugas penjagaan" kepada beliau membuat Mbah Maridjan rela mengorbankan diri'a demi menjaga gunung merapi. Nilai inilah yang harus qt petik dan contoh sbg generasi muda dalam kehidupan, bukan maksud'a utk menyarankan melakukan tindakan bunuh diri tapi nilai tanggung jawab & loyalitas pada pekerjaan yg harus qt tiru.....

@least saya cuma bisa bilang: saluuuuuttttttttttt untuk Mbah Maridjan :D

Minggu, 24 Oktober 2010

The Little Hero: Iqbal Masih's Story


Semakin hari semakin membanggakan saja para generasi muda dunia ini :D..walaupun terhimpit dengan masalah ekonomi, SARA, keterbatasan jaringan, dll tapi tidak m'goyahkan semangat anak-anak ini untuk mengembangkan dan m'aplikasikan hati nurani mereka bagi perdamaian dunia. Sebener'a ada banyak anak-anak dari berbagai belahan dunia yang telah b'juang dan b'partisipasi secara vokal & aktif dalam m'perjuangkan perdamaian dunia, tapi yang akan coba saya bahas disini (d'blog ni) hanya satu orang anak yang sangat m'buat saya terharu baca kisah'a (walopun hanya lewat internet hiks..hiks), yaitu Iqbal Masih

Iqbal Masih (Urdu: اقبال مسیح) adalah seorang anak Pakistan yang lahir pada tahun 1983. Pada usia 5th, ia dijual oleh keluarganya di pabrik karpet/permadani di kota kecil Muridke dekat Lahore. Keluarganya terpaksa menjual Iqbal karena terlilit kemiskinan, sesuatu yang lumrah di wilayahnya. Begitu lahir, ayahnya, Saif Masih, kabur sedangkan Ibunya, Inayat, hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tahun 1986, kakak Iqbal menikah, dan keluarga itu membutuhkan biaya 600 rupee (12 US $ waktu itu) untuk pesta pernikahan tersebut. Untuk membayar biaya pernikahan inilah, Iqbal dijual sebesar 12 US $. Selama setahun ia bekerja magang tanpa dibayar, kemudian ia dibayar 20 sen US dolar /hari, tetapi ia tidak pernah menerima uangnya, karena dianggap sebagai bagian pengurangan utangnya oleh empunya pabrik -rentenir yang membeli Iqbal dari keluarganya-.

Iqbal dan buruh cilik lainnya harus bekerja selama 14 jam/hari dengan posisi jongkok & tanpa bicara selama 6 hari/minggu. Hal ini menyebabkan postur tubuh Iqbal dan buruh cilik lainnya menjadi tidak normal (bahkan postur tubuh Iqbal ketika b'usia 12th mirip dengan postur tubuh anak b'umur 6th).

Utang Iqbal bertambah setiap hari karena harus membeli makan dan alat yang dipakainya untuk bekerja pada rentenir itu juga. Kalau ia membuat kesalahan, ia didenda, dan dendanya juga menjadi bagian utangnya juga. Keluarga Iqbal juga terus meminjam uang kepada rentenir itu. Jadi semakin bertambah umurnya, uatang Iqbal semakin banyak. Pada saat Iqbal berumur 10 tahun, utangnya menjadi 260 US $.

Apa yang membedakan Iqbal dan anak miskin lain dikampungnya? Ia selalu gembira, optimis, berspirit tinggi, tidak pernah kelihatan kepercayaan akan masa depan. Pada umur 10 tahun ia kabur, lari ke polisi. Bukannya ditolong, ia malah dikembalikan ke tempat perbudakannya itu. Akibatnya untuk beberapa lama, ia digantung terbalik, dengan kakinya diikat di atap.

Tidak kapok, ia kabur lagi. Kali ini tidak ke polisi, atau ke rumah, tetapi kabur jauh, sampai suatu saat ia bertemu dengan orang dari Bonded Labor Liberation Front. Mereka berdua kemudian bekerja sama, meningkatkan kesadaran masyarakat Pakistan, dan kemudian mendunia. Iqbal dengan berani terlibat langsung membebaskan anak2 dari berbagai perusahaan batu bata dan permadani . Secara langsung dan tidak langsung, ia membebaskan 3000 anak dari kerja paksa semacam itu.

Namun perjuangannya yang luar biasa dan menggemparkan dunia itu m'buat para sindikat karpet di Pakistan marah besar lantaran Iqbal berhasil m'publikasikan persoalan pekerja anak industri pada dunia. Pada tanggal 16 April 1995, Minggu Easter, Iqbal dibunuh orang yang mengendarai sepeda dengan shotgun. Diduga ia dibunuh oleh Carpet Mafia karena gerakan Iqbal menyebabkan kerugian besar untuk perusahaan permadani yang mempekerjakan anak-anak. Sampai sekarang pembunuhan itu tidak pernah diusut oleh polisi.

Sebelumnya, di tahun 1994 Iqbal sempat menerima anugerah Reebok Human Rights Award dan pada tahun 2000, ia juga diberi predikat sebagai salah satu pejuang hak anak.

Hebat yaa!!! walopun tetep tuaan dy (gw lahir taun 1987) tapi d'umur yang masih t'hitung belia, Iqbal udah t'motivasi utk m'bebaskan diri dan anak2 seusia'a dr p'buruhan kejam dunia industri ckckckck...tapi tetep aja, ga di Indonesia ga d'belahan dunia manapun, yg nama'a pejuang HAM klo meninggal (dgn sebab apapun) pasti ga pernah d'usut oleh negara, kenapa coba???

yo wezzz...untuk yang mw tau kisah lengkap'a silahkan baca sendiri novel'a yg b'judul The Little Hero; one boy's fight for freedom; Iqbal Masih's Story

<= klo da yg punya novel ini, tlg kabarin gw yaa cz gw blom punya tu novel hehehe :D

Jumat, 22 Oktober 2010

Sosiologi


Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.



Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.


Sejarah istilah sosiologi


* 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.[rujukan?] Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial.Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
* Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
* 1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
* Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
* Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
* Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.

Pokok bahasan sosiologi

Pokok bahasan sosiolgi ada empat: 1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.(Tokoh: Emile Durkheim)

Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

2. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. (Tokoh: Max Weber)

Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

3. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.

Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

4. Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.


Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.

* Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
* Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
* Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
* Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.

Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.

* Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
* Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
* Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
* Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

Objek Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.

* Objek Material

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

* Objek Formal

Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

Ruang Lingkup Kajian Sosiologi

Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi.Misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:

* Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
* Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya;
* Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.

Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.

Perkembangan sosiologi dari abad ke abad
Perkembangan pada abad pencerahan


Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan

Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

Gejolak abad revolusi

Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniwan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas

Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

* Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
* Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
* Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

Kelahiran sosiologi modern

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

Referensi

1. ^ William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
2. ^ Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5
3. ^ James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
4. ^ Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25
5. ^ Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic Press. Hlm. 19
6. ^ George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28

* Sosiologi
* Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, Introduction to Social Macrodynamics, Moscow: URSS, 2006. ISBN 5-484-00414-4

Senin, 11 Oktober 2010

"Still Marry Me"==>Realitas Sosial???


Barusan gw nemu satu lagi dorama Korea yg menurut gw bagus & sarat nilai yg bisa d'petik..ga seperti dorama2 Korea lain'a yg melulu soal cinta (yaa ni jg c cm utk dorama ni da nilai +'a lah :D), judul'a Still Marry Me..gini ni sinopsis'a:

Sinopsis==> Bercerita tentang kisah cinta pasangan beda usia. Drama ini dibintangi oleh idola remaja saat ini, Kim Bum dan artis cantik korea Park Jin Hee. Cerita still marry me berkisah tentang tiga orang wanita berusia 30 tahunan yaitu Lee Shin Young, Jeong Da-jeong, Kim Bu-gi. Inti cerita tidak lepas dari tokoh utama yaitu Lee Shin Young (Park Jin Hee) yang ingin mengakhiri masa lajangnya, dia telah meraih segalanya kecuali sebuah pernikahan. Di usianya yang telah menginjak 36 tahun, Lee Shin Young bertemu dengan Ha Min-Jae (Kim Bum), seorang mahasiswa sebuah univesitas terkenal yang berbakat di bidang musik. Ha Min-Jae adalah sosok yang keren dan menarik hati setiap gadis. Lee Shin Young dan Ha Min-Jae saling jatuh hati dan kemudian mereka berkencan. Dengan adanya perbedaan usia tentu menimbulkan masalah. Terlebih lagi ibu Ha Min-Jae sangat tidak menyetujui jika sang anak berpacaran dengan wanita yang lebih tua. Cerita semakin menarik ketika ibu Ha Min-Jae jatuh hati kepada Yoon Sang Woo yang tidak lain adalah mantan tunangan Lee Shin Young. Sinopsis Still Marry Me dan cerita yang dikemas membuat drama ini wajib ditonton (promosi cerita'a gw ;p).

Kenapa gw menuliskan "Still Marry Me"==>Realitas Sosial? karena menurut gw ni lah realitas sosial yg terjadi di masyarakat dunia (b'bau gender c)...tokoh Lee Shin Young (LSH) yg d'perankan oleh Park Jin Hee m'wakili gambaran wanita dalam pandangan mayoritas masyarakat, dalam kisah ini LSH d'kisahkan sbg seorang wanita ambisius dalam menggapai cita2'a sampai2 dy d'campakkan oleh tunangan2'a (dy ud beberapa kali tunangan) hanya gara2 alasan: terlalu mementingkan pendidikan & karir...sampai akhir'a dy d'cap sbg Perawan Tua oleh teman2 sekerja maupun selingkuhan tunangan'a ckckckck

Klo qt p'hatikan kisah tsb cocok yaa ma kenyataan yg harus d'alami oleh wanita?? Mayoritas masyarakat (t'utama kaum pria) b'pendapat bahwa tugas wanita tu yaa hanya seputar dapur-sumur-kasur-pupur (dandan maksud'a), wanita tu lebih bagus klo hanya t'fokus pada urusan privat/domestik aj, wanita ga usah sekolah tinggi2 toh ujung2'a b'kutat ma panci/ulekan jg :D...belum lagi perusahaan2 kapitalis d'dunia yg secara tdk langsung turut menyumbang opresi bagi wanita, c/: d'perusahaan2 biasa'a lebih suka memecat pegawai wanita ketimbang pria karna d'anggap pria lebih survive dlm kancah produksi b'beda dgn wanita yg cpt cape, moody-an gr2 "tamu bulanan", sering cuti karena hamil&melahirkan, dll

Gw c bukan'a sok2an jd feminis (karna gw jg kurang setuju ma pemikiran feminis ala barat yg mw m'numbangkan dominasi patriarki) cm sering ngerasa Ga Adil aj ma p'lakuan masyarakat...kisah LSH m'ingatkan gw ma pengalaman gw dulu, gw adalah seorang wanita (ud jadi wanita blom yaa gw??? hehehehe) yg d'didik dalam adat Jawa yg cukup kental tapi ortu gw sangat demokratis dlm hal pendidikan (t'bukti dgn d'ijinkannya gw lanjutin kuliah :D) asal gw b'tanggung jawab ma pilihan gw tu..alhasil dr awal kuliah S1 dulu gw ud b'angan2 utk lanjutin kuliah lg suatu hari nanti (gw suka takjub ma Desy Anwar, Rieke Dyah Pitaloka, Rosiana Silalahi, Oetami Dewi dll), bukan utk prestise/sekedar legitimasi yg slama ni d'agung2kan oleh masyarakat Indonesia tapi lebih kepada p'mahaman dan p'dalaman ilmu yg mudah2an bisa gw aplikasikan k'masyarakat...dan ketika gw utarakan keinginan tsb pd "teman dekat" gw gini jawaban'a: "Jeng, mendingan kamu nikah ma dokter aja deh..Aa ga sepaham ma kamu, kamu terlalu ambisius & lebih maju ketimbang Aa"

Dan ga berapa lama kemudian kami sepakat putus, dya akhir'a nikah ma wanita "di bawah" dy baik dr segi usia, pendidikan, dll...trz pernah jg da temen FB yg ckp deket ma gw karna kami b'asal dr konsentrasi ilmu yg sama (walopun beda kampus) jd sering debat masalah masyarakat dlm perspektif sosiologi, tw2 dy bilang gini "pemikiran ajeng maju yaa..saya jd minder utk kenal ajeng lebih jauh" *???????? apa pendapat anda ttg hal ini?

Gw c ga masalah dgn p'ngunduran diri tsb karna gw mang ga cari pcr cm seneng aj da tmn debat hehehe cuma yg jd p'tanyaan gw adalah apa indikator "maju" yg d'sematkan k'gw?? apakah karna gw m'analisa masalah sosial? (tu kan mang ilmu yg gw dapet sbg mahasiswi jurusan sosiologi, jd wajar ah menurut gw) atw karna gw make teori2 sosiologi?? (wajar toh klo gw paham beberapa teori sosiologi? klo gw m'analisa kasus pake teori ekonomi baru ga wajar) atw karna keinginan gw utk lanjut kuliah???

kenapa yaa pria tu slalu "ga suka" ma wanita yg pendidikan'a lebih tinggi? pa mereka takut d'injek2 harga diri'a sbg seorang kepala keluarga?? klo menurut gw c bukan krn pendidikan maka wanita berani nginjek harga diri pria tp lebih krn penghasilan...kan blom tentu org yg pendidikan'a lebih tinggi dapetin gaji yg lebih besar dari org yg pendidikan'a d'bawah org tsb, gw lebih setuju orang yg punya "orang dalem" yg akan dapet gaji gede huehehehehe (maklum Indonesia)

Gw bukan manusia ambisius (apalagi manusia jenius,, t'bukti dr lemot'a otak gw dalam nerima materi pelajaran ;D), gw hanya seorang wanita yang melakukan sesuatu yg gw inginkan...salahkah?? yaahh...gw hanya b'harap suatu saat akan datang seorang pria yg bisa nerima gw apa ada'a & bisa jd imam yg b'tanggung jawab dunia-akhirat bwt gw :D:D:D:D:D:D



Minggu, 10 Oktober 2010

Kuliah oh Kuliah

Hualllooooo....udah lama ga b'kunjung k'blog gw sendiri (untung gw masih inget user id'a) hehehe

Huffftttt...ga kerasa udah hampir 3 bulan gw m'jalani hari2 gw sebagai mahasiswi (kembali) yg kerjaan'a mondar-mandir rumah-kampus (mall ma gramed jg c kadang2 xixixixi), semakin lama semakin kliatan muka "cape" gw & otak yg (terpaksa) penuh dgn teori2 sosiologi dari jaman klasik-modern-poskolonial mpe posmodernis dgn b'ratus2 pernyataan sosiolog yg wajib gw pahami dalam jangka waktu 2 semester (krn semester 3 gw ud harus -Insya Allah- reading course utk p'siapan nyusun tesis)
*Reading Course: kegiatan m'baca min 100 buku & jurnal referensi yg relevan dgn tema tesis

ngomong2 soal kegiatan kuliah gw dgn b'bagai tugas serta suka duka yg b'kecamuk dlm diri gw (halah) gw mw curhat dikit ni...bukan b'maksud utk ngeluh loh!! cm curhat aj hehehe

kegiatan kuliah b'awal d'pertengahan bulan agustus -tepat'a pas bulan puasa- d'mulai dgn kegiatan orientasi; btw, orientasi yg d'maksud d'sini ga kyk orientasi2 MABA lain'a loh!!! orientasi utk jenjang gw tu berupa: PENELITIAN yg harus d'selesaikan dlm wktu 2 hari & langsung d'presentasikan..selain tu juga da studium generale yg bikin gw tidur d'kelas hahaha, walopun senep ma kegiatan tsb tp alhamdulilah berkat Rahmat Allah SWT kelompok gw berhasil menyabet gelar Kelompok Terbaik & dapet p'hargaan & banyak buku dr rektor....

tp jujur deh, awal'a gw pikir yg nama'a "pasca" tu gampang kuliah'a & dgn PD'a gw yakin klo bakal lulus tepat waktu...tp ternyata keyakinan itu makin lama makin menyusut hehehe, bayangin aja: selama proses KBM kami d'tuntut utk b'bahasa inggris aktif karena dosen2'a tu biasa'a pake b.inggris dlm m'jelaskan materi, semua buku2 materi'a jg b'bahasa inggris (maklum karna d'jenjang ni kami d'suruh baca buku asli bukan terjemahan!!) tugas2 yg d'berikan jg ga kalah "horor"nya cz semua'a in english!!!!...parah'a adalah gw termasuk manusia dgn skor TOEFL yg biasa2 aj jd butuh waktu cukup lama utk m'translate materi2 yg d'berikan sedangkan tugas2 kuliah tu paling lama hanya d'kasih waktu 2hr utk d'selesaikan!!!!!

Alhamdulilah bukan hanya gw yg ngalamin masalah dgn hal tu, hampir semua temen sekls gw shock bahkan da temen gw yg mpe nangis & da jg yg ngundurin diri karna ga kuat...gw c sebener'a lbh k'culture shock aj dgn school culture d'kampus baru gw ni, biasa'a kami d'manjakan dgn handout2 terjemahan kini harus & wajib baca buku asli...perlu gw beritahukan bahwa tokoh2 sosiologi tu kebanyakan b'asal dari Perancis, Jerman dan Amerika sehingga mw ga mw-suka atw tdk suka gw wajib m'aktifkan b.inggris gw yg selama ni PASIF ckckckckck

Disamping ngalamin hal2 yg ga ngenakin, gw jg ngalamin perasaan suka loh!!! mungkin krn gw menyukai ilmu ini maka'a enjoy2 aj c..& yg paling menyenangkan adalah: gw bisa sekelas dan d'ajarin ma org2 yg selama ni cm gw bs liat d'tv/koran/buku hohoho...suasana yg egaliter-akrab-penuh kompetisi-saling debat m'warnai hari2 kuliah gw, amat sangat menyenangkan tp tetep aja gw pesimis utk lulus tepat waktu T_T

bener pa kata dosen2 yg bilang gini "saat kalian berani ambil keputusan utk lanjutin kuliah, kalian juga harus berani ambil resiko berupa penebalan d'bagian p****t dan penebalan d'bagian lensa kacamata" wkwkwkwkwk....ni aj bagian pinggang k'bawah gw ud mulai berasa encok gara2 k'banyakan duduk -_-"

yo wez lah...cukup sekian aj gw curhat'a cz gw masih d'kejar2 ma tugas sosiologi pendidikan & gender ni, lanjut lg kapan2 yoo :D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D