Minggu, 06 September 2009

budaya vs gender (studi kasus: wanita suku Amungme, Papua)

apa yg ada dipikiran kalian ketika mendengar kata budaya atau adat istiadat? secara umum pasti kita akan m'bayangkan ttg suatu ciri khas atau identitas suatu kelompok masyarakat yang tinggal di suatu daerah t'tentu, ciri khas tsb bisa berupa bahasa, cara b'pakaian maupun jalan b'pikir mereka (dll/dsb t'tunya hehehe)...setiap kelompok suku pasti memiliki cara pandang dan pola pikir yg b'beda dengan kelompok lain (tentu'a ini mjd suatu nilai positif t'sendiri bagi bangsa Indonesia yg notabene adl negara multikultural..yahh cukup bangga jg c gw!! hohoho) dan kita sebagai masyarakat yg tinggal di negara multikultural tsb harus memiliki toleransi yg besar thd budaya dari suku/etnis yg b'beda dgn kita agar tidak t'jadi disintegrasi yg dpt m'buat chaos keadaan (cielah..ilmiah bgt yaa bahasa gw hahaha)...namun muncul satu p'tanyaan dalam benak gw, yaitu: "bagaimana jika budaya berbenturan dgn gender?" atw bahasa pelem'a c (biar keren n menarik ni crt'a) "budaya vs gender"..

salah satu contoh'a adl budaya suku Amungme yg b'diam di Provinsi Papua (gw prnh m'bahas masalah ni ketika kuliah Gender di semester 5),,, bukan b'maksud utk mengecam atw m'jelek2an budaya suku tsb loh!!! (saya hanya ingin m'bahas'a mjd suatu pelajaran dan pengetahuan saja agar wawasan kita mengenai budaya Indonesia semakin b'tambah..biar ga diambil lagi ma Malaysia tentu'a hehehehe ;p) jadi tlg jgn m'persempit persepsi anda yaa!!!
dalam kasus suku Amungme ini t'lihat jelas k'timpangan atau k'tidakadilan gender antara kaum lelaki dgn kaum wanita. dominasi kaum lelaki t'lihat jelas dalam smw aspek kehidupan wanita suku Amungme, wanita suku Amungme dilarang mengemukakan pendapat atau aspirasi'a..kalopun boleh harus melalui suami atau saudara lelaki'a (WHAT???? mang'a wanita ga punya mulut apa???). selain tu k'tdkadilan gender ini jg t'lihat dari p'menuhan nafkah sehari2, kaum lelaki hanya b'tugas utk menjaga & melindungi wanita sera b'buru (ajah??) sedangkan wanita suku Amungme diwajibkan utk merawat keluarga, memberi makan babi, mencari sagu, sayur, buah, air, dll di hutan..baik utk dikonsumsi sendiri maupun utk dijual (lebih parah dr mslah emansipasi wanita jaman R.A Kartini dimana tugas wanita cuma 3, yaitu dapur, sumur, kasur!!! ckckck..)

disaat kaum wanita sibuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari2, kaum lelaki justru semakin b'ulah dgn m'konsumsi minuman keras dan belanja seks sehingga menimbulkan KDRT. hal tsb semakin m'jadi2 saat Freeport b'investasi di wilayah Papua, para lelaki banyak yg mjd kuli tambang perusahaan yg b'asal dari negara 'super power' tsb. tdk hanya b'investasi dgn uang, Freeport pun jg menularkan kebudayaan HEDONIS eropa kpd kaum lelaki suku Amungme. p'deritaan wanita suku Amungme semakin b+ mjd 3x lipat..

Penderitaan 1: kerusakan lingkungan akibat penambangan yg dilakukan Freeport menyebabkan 'area nafkah' mjd semakin jauh. kaum wanita suku Amungme harus menempuh jarak yg lebih jauh lagi utk m'dapatkan hasil hutan serta air utk memenuhi kebutuhan keluarga & utk dijual.

Penderitaan 2: semakin t'aniayanya wanita suku Amungme dgn kekerasan yg dilakukan olh suami, saudara lelaki bahkan anak lelaki mereka apabila para kaum wanita ini tdk m'dapatkan uang atw hasil hutan yg banyak, alasan lain jg diakibatkan oleh pengaruh minuman keras & wanita p'goda (tw lah..gimana sikap lelaki klo udah da 'gandengan' baru..hehehe)

Penderitaan 3: pelecehan seksual dan p'merkosaan yg dilakukan olh aparat militer (ga nuduh loh, saya cuma dapet data'a dari internet ma koran..jgn ditangkep yaa!! hehehe) maupun para penambang thd wanita suku amungme,, yg lebih mengenaskan lagi adl institusi adat dan agama (lagi2 saya cuma m'dptkan data dr internet & koran loh!!) pun seolah melegalkan dan menyetujui dominasi kaum lelaki dalam kehidupan wanita suku Amungme sehingga menyebabkan p'masalahan tsb tdk pernah t'selesaikan dgn baik..

susah memang apabila kita m'bicarakan masalah budaya karna hal tsb sudah mjd identitas suatu suku yg turun temurun sehingga telah m'bentuk kepribadian anggota kelompok'a..tentu'a scra logika hal tsb sulit utk dirubah kecuali dgn pendidikan yg bisa m'bangkitkan true consciousness mereka mengenai ketimpangan tsb..namun apa boleh buat?? sbg seorg wanita gw cuma bisa mengingatkan kpd kaum lelaki utk menghargai & menghormati kaum wanita,, gw bukan penganut prinsip feminis, gw pun msh percaya bahwa lelaki dilahirkan utk mjd imam bagi wanita namun apa c salah'a klo para lelaki tdk menggunakan kekerasan dalam m'hadapi wanita? & jgn pula meremehkan kaum wanita karna wanita jg makhluk rasional hahaha...tp gw yakin ko' tidak semua laki2 (kayak lagu dangdut yaa!!!) mw b'tindak dzhalim thd wanita...tul ga laki2?? hohohohoho cz klo dalam Islam da prinsip "suami itu tiket masuk surganya istri & istri itu tiket masuk surganya suami" so bagi para suami yg mw masuk surga tlg hormatilah istrimu yaa!!!
:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D.....................................................sekian & terima kasih

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sepamahamanku, budaya adalah suatu kesatuan nilai dan perilaku yang telah menjadi kesepakatan bersama sehingga menjadi suatu tatanan nilai bersama (baik yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis). artinya ada beberapa titik penting di dalam pembahasan budaya
1. kesepakatan bersama, jika dipandang apa2 yang ada dalam budaya itu tidak sesuai dengan nilai diyakini. maka ada 2 sikap yang selayaknya dilakukan
a. perubahan budaya (baik bersifat revolusi maupun evolusi), dengan melakukan sosialisasi ide kepada masyarakat luas sampai memiliki sebuah komunitas yang mampu mengubah kebiasaan lama. mungkin kondisi yang bisa mewakili hal ini adalah pada perjalanan kehidupan nabi ketika pasca perjanjian hudaibiyah, bagaimana rosul dan sahabat dengan tersistematisnya mengubah pemikiran warga mekkah dengan jalan dakwah... (moh. Haekal)
b. atau jika tidak bisa melakukan perubahan, maka sangat diperbolehkan manusia didalam masyarakat itu keluar dari kelompok masyarakat yang tidak beradab. ingat... setiap manusia punya yang namanya HAM (Hak Asasi Manusia) yang setiap detailnya termaktub didalam UUD 45, kalo gak salah pada pasal 17 sampai 34 (jika salah berarti, waktu kuliah aku tidur)
2. tatanan nilai bersama, maksudku suatu tatanan nilai berarti pada konsekwensi legal dan ilegal, harus dan tidak boleh...
artinya pasti ada suatu kodifikasi hukum yang jelas sehingga tidak menimbulkan ketidak jelasan hukum, dan walaupun ada hukum tidak tertulis (adat) selayaknya tidak bertentangan dengan kodifikasi hukum yang tertulis jelas...
(wah,, malah sulit dipahami nih) yaudah maksudnya gina aja...
kita punya hukum yang mengatur setiap perilaku kehidupan bermasyarakat di seluruh indonesia, dan apa yang di jelaskan oleh ajeng tadi mengenai "perilaku biadab" orang2 itu, sebenarnya hukum indonesia sudah mengatur. tinggal wanita Amungme itumau memperjuangkan hak atas hukumnya gak..???

jadi itu jeng menurutku....
"Allah menciptakan kehidupan seluruh alam berdasarkan perhitungan detail dan hukum2 keseimbangan, sehingga setiap permasalahan manusia tidak mungkin tidak dapat diselesaikan, tinggal sudahkah kita mengoptimalkan segala sesuatu yang kita miliki, pikiran, hati, harta dan tenaga kita..." Gtooohhhh...

tapi kamu orangnya hebat juga ya...
g' banyak orang perhatian dengan masyarakat ini....

SSSAAAAAAALLLLLLLUUUUUUTTTTTTTTT..........
Salam Budi Ono

Posting Komentar