Minggu, 18 September 2011

Perempuan, Transportasi Umum dan Kejahatan


Tindak kriminal kembali terjadi dan yang menjadi korban adalah perempuan, kali ini yang marak menjadi sorotan adalah tindak perkosaan yang terjadi di dalam angkutan umum (baca: angkot). Peristiwa seperti ini sebenarnya bukanlah yang pertama kali terjadi, namun baru-baru ini tepatnya pada awal bulan September mulai kembali muncul di permukaan dan semakin lama semakin sering terjadi. Dalam bulan ini tercatat sudah 2 kasus perkosaan di dalam angkutan umum, yang pertama menimpa seorang mahasiswi salah satu PTS ternama kemudian disusul oleh seorang karyawati. Malang bagi mahasiswi tsb karena tidak hanya menjadi korban perkosaan namun juga pembunuhan (ia tewas dibekap setelah diperkosa secara bergilir oleh 4 orang pria yang ditengarai sebagai ‘supir tembak’).

Peristiwa ini tentunya sangat merisaukan masyarakat khususnya kaum perempuan, tidak terkecuali saya sebagai perempuan dan pengguna jasa transportasi umum. Transportasi umum tidak lagi bersahabat bagi perempuan karena perempuan merupakan korban paling menjanjikan bagi para pelaku kejahatan. Konstruksi masyarakat mengenai perempuan sebagai makhuk yang lemah rupanya dimanfaatkan betul oleh oknum tak bertanggung jawab utk mengambil keuntungan. Tidak hanya menjadi korban kekerasan fisik namun juga terkadang menjadi korban kekerasan psikis, trauma yang ditimbulkan pasca perkosaan pastinya menimbulkan luka yg teramat dalam bagi korban perempuan.

Saya agak kecewa dengan pendapat yang dikemukakan oleh ‘pemerintah’ DKI Jakarta yang justru menyalahkan perempuan atas kejadian ini. Seperti yang saya kutip berdasarkan pernyataan beliau pada tanggal 16 September 2011 di Balaikota, beliau mengatakan bahwa perempuan harusnya berhati-hati dalam berpakaian dan berias diri. Secara terang-terangan beliau mengatakan bahwa seharusnya perempuan tidak menggunakan rok mini/celana pendek ketat jika naik angkutan umum karena itu bisa memancing para hidung belang utk melakukan tindak perkosaan. Memang tidak ada yang salah dengan pernyataan itu, namun apakah hanya faktor pakaian/riasan kah yang menjadi latar belakang terjadinya perkosaan? Buktinya kedua korban perkosaan di angkutan umum yang baru-baru ini terjadi sama sekali tidak mengenakan pakaian seksi/seronok bahkan riasan tebal. Lalu apa yang terjadi?

Solusi yang biasanya diterapkan jika ada kejadian ini pun tidak jauh dari himbauan kepada perempuan untuk menjaga dirinya sendiri dengan tidak memancing birahi kaum pria, apakah ini adil? Mengapa hanya perempuan yang disalahkan dan diharuskan untuk menjaga tindak tanduknya? Mengapa laki-laki tidak? Apakah laki-laki yang mengumbar nafsu birahinya kepada perempuan itu tidak melakukan kesalahan? Mengapa pihak laki-laki tidak juga dianjurkan untuk menjaga prilaku dan nafsu mereka? Hal-hal ini yang menjadi pertanyaan saya ketika menganalisis kasus-kasus perkosaan.

Seperti kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi sebelumnya, yang dipersalahkan pasti pihak perempuannya. Yang tidak bisa menjaga dirilah, yang pulang terlalu malamlah, yang memakai baju seksi lah, dll. Perempuan tidak hanya menjadi korban melainkan juga sebagai penyebab terjadinya peristiwa perkosaan yang menimpanya. Kalau menurut hipotesa saya (saya juga belum meneliti terlalu jauh penyebab kasus ini terjadi) penyebab terjadinya tindak perkosaan yang semakin marak terjadi akhir-akhir ini adalah dikarenakan melemahnya fungsi pranata sosial dalam masyarakat. Bahkan masyarakat pun yang seharusnya bias menjadi ‘agen’ pengendalian perilaku pun mulai acuh tak acuh terhadap sesama, faktor westernisasi jg tidak luput menjadi penyebab terjadinya tindak perkosaan. Jadi pada dasarnya ada banyak penyebab terjadinya tindak asusila ini, bukan hanya berasal dari pakaian ataupun riasan si perempuan saja. Bahkan bukan hal yang mustahil jika para perempuan yang menggunakan berjilbab bahkan bercadar sekalipun menjadi korban perkosaan (na’udzubillahi mindzalik) karena saat ini banyak para oknum pria yang tidak bertanggung jawab mulai kehilangan moralnya sehingga secara random dan tanpa pandang bulu mengintai ‘mangsanya’ untuk memuaskan nafsu duniawi.

Semoga ada tindakan tegas yang tidak bias gender untuk mengatasi persoalan ini karena tidak dapat saya pungkiri kasus-kasus tersebut menimbulkan kekhawatiran yang amat sangat bagi kaum perempuan untuk melakukan aktivitas di luar rumah.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Inget lho Jeng,,sebagian dari laki2 itu kucing garong..dan kucing itu senengnya sama ikan. Nah...coba bayangkan seandainya ikan itu berlalu di depan si kucing..uffss...pasti diterkam dan langsung dimakannya. Kan ada lagunya itu Jeng...kelakuan si kucing garong...maen sikat, maen embat,apa sing liwat..!!

ajeng mengatakan...

wah..se-feminis2'a aq tp aq ga pernah menyamakan atw menganalogikan laki2 dgn binatang loh mas, lagian qt semua (baik perempuan ataupun laki2) diciptakan dgn nafsu dan akal sehat (itu yg membedakan qt dgn binatang)..saya ngerti klo laki2 di saat malam hari tuh pikirannya ud ke arah ranjang tp apakah mereka ga bs menggunakan akal sehatnya? apakah hanya perempuan yg harus menahan nafsu sedangkan laki2 tidak? klo memang begitu knp tidak diterapkan jam malam jg bagi pria?

yg saya kecewakan hanya satu, apakah dunia ini hanya milik kaum laki2? knp hukum, kebijakan, aturan, nilai, norma, dsb hanya berpihak pd keuntungan patriarki semata? dimana keamanan utk kami??? apakah perempuan harus kembali pada 'kodrat'-nya terdahulu yg hanya berkisar dapur-sumur-kasur?

dgn seenaknya kaum laki2 menjustifikasi perempuan sbg penyebab segala hal..pakaiannya lah, riasannya lah, pemikirannya lah, semua disalahkan. hanya perempuan yg diberi batasan, perempuan ga boleh pulang malam lah, ga boleh berpendidikan tinggi krn nantinya akan membangkang suami, dsb. apakah ini adil? saya tdk pernah sekalipun menyalahkan keberadaan laki2, bahkan saya masih percaya bahwa suami adl imam keluarga tp apakah dgn begitu perempuan harus berada di belakang laki2? ternyata dunia pun bersifat seksis :D

Anonim mengatakan...

Ingin tahu bedanya hukum kita dengan hukum Eropa? Hukum Eropa secara esensi telah menerapkan hukum Islam sedangkan hukum kita menganut hukum penjajah Belanda,,jadi jangan pernah berharap ada keadilan didalam hukum negara kita..(hukum negara penjajah qo dipakai sebagai dasar mengatur negara)

Dan....Mas Budi sejak lama tidak pernah percaya dengan hukum buatan manusia, saya hanya percaya dan hanya akan percaya dengan hukum Allah dan Sunnah Rasulullah.

Islam adalah agama yang sangat melindungi perempuan..tidak percaya??? Berikut ini dasar haditsnya,,mengapa perempuan apabila keluar harus disertai mahramnya (ini adalah bentuk perlindungan nyata).

Dan juga kalau harus dibandingkan antara sosiologi dan ajaran agama Islam,,,mas budi lebih mempercayai ajaran Syariat.

Didalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Janganlah seorang wanita pergi (lebih dari) tiga hari kecuali bersamanya seorang mahram.” (HR. Muslim)

Imam Nawawi mengatakan bahwa—kata-kata tiga hari—bukanlah berarti pembatasan untuk bisa dinamakan bepergian dan Rasulullah saw tidak menginginkan batas minimal untuk dinamakan bepergian. Hasilnya adalah bahwa setiap apa yang disebut dengan perjalanan maka dilarang baginya tanpa disertai suami atau mahram baik tiga hari, dua hari, satu hari, setengah hari atau lainnya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.

ajeng mengatakan...

saya tau makanya saya katakan bahwa agama (Tuhan) tidak pernah meremehkan wanita *baca kan postingan saya?...manusialah yg memutarbalikkan firman tuhan sehingga bersifat seksis

*duh tolong mas klo kasih komentar dibaca dulu tulisan saya secara detil. saya tdk pernah menyalahkan Tuhan/agama jd jgn justifikasi saya seolah2 saya seorang pendosa yg tidak percaya akan Tuhan

akan lebih baik jika mas budi berikan hadist tsb pada banyak pria hidung belang di luar sana..merekalah yg membuat kami (kaum perempuan) mjd manusia kls 2, seenaknya mereka mabuk lalu memperkosa perempuan & pd akhirnya si pembuat kebijakan justru menjadikan perempuan sbg penyebab kasus tsb terjadi

berikan pada fauzi bowo selaku pejabat yg dgn teganya mengatakan bahwa penyebab kasus perkosaan terjadi adalah rok mini & celana pendek ketat..tidakkah ini aneh? ke-2 korban perkosaan tsb tdk memakai pakaian seksi

berikan pada suami2 yg dgn teganya melakukan poligami padahal istrinya masih sanggup melayani kebutuhan suaminya dgn baik, mampu memberikan keturunan, dan menuruti semua keinginan suami

setau saya, Nabi pernah bersabda bahwa poligami memang dihalalkan asal dgn SYARAT..sekarang apakah para pria melakukan poligami krn ada telah memenuhi syarat tsb? ketika istri'a tdk setuju utk dipoligami dgn seenaknya mereka memutarbalikkan hadist dgn mengatakan bahwa neraka-lah hadiah yg akan diberikan bagi istri yg melawan keinginan suami, apakah ini dibenarkan oleh agama? TIDAK..

ketika kasus perceraian aa gym dgn teh ninih merebak, siapa yg disalahkan oleh para pria? Teh Ninih lah yg dianggap sbg istri durhaka krn tdk sanggup dipoligami=> adilkah ini?

tolong jgn hanya wanita yg dipersalahkan atas semua dosa, kita ini (pria dan wanita) diciptakan utk saling melengkapi satu sama lain bukan utk dibuat strata majikan-bawahan..Quran sendiri mengatakan "siapa yg harus kau hormati?" jawabnya adalah "ibu..ibu..ibu..baru ayahmu" ini menandakan bahwa kedudukan pria dan wanita di hadapan Allah adalah sama tp mengapa manusia seenaknya membuat 'design' sendiri?

inilah hebatnya manusia..tidak hanya mampu memanipulasi thd sesama bahkan manusia pun mampu memutarbalikkan firman Tuhan

ajeng mengatakan...

saya pun paham bahwa akan lebih baik jika perempuan didampingi oleh pihak ke-3 ketika hendak bepergian tp masalahnya apakah kondisi masyarakat Indonesia menerapkan ajaran Islam? TIDAK

mereka bersikap acuh tak acuh dgn sesama..apakah masih banyak pria jaman sekarang yg dgn rela mengantarkan teman wanitanya pulang di saat malam? TIDAK

saya tau betul akan hal itu karna saya pun menjadi salah satu bagian wanita yg melakukan aktivitas di luar..ketika saya pulang dari mengajar bimbel (saya selesai ngajar jam 8 malam) apakah staf akademik/tentor pria menawarkan saya utk pulang bareng padahal mereka bawa motor? TIDAK

tidak semua laki2 Indonesia se-gentle pria2 asing (bukan bearti pria asing semuanya gentleman loh hahaha) yg langsung menawarkan pulang bareng dgn tmn wanitanya ketika malam tiba (sudah lama kearifan lokal negri ini terkikis mas) jd jgn hanya menyalahkan wanita saja atas kejadian ini, kayaknya tdk semua laki2 (kyk lagu dangdut aja) paham atau bahkan mengetahui mengenai hadist yg mas tulis itu deh makanya mereka bisa dgn entengnya berbuat semaunya :D

Posting Komentar