Sabtu, 24 September 2011

Kutipan Favorit Saya Dari Seorang Kartini


"...dan, bisikan-bisikan dari luar itu terdengar semakin keras, sebab benih keprihatinan akan penderitaan sesamaku itu sudah menancap di sini, di dalam hatiku, dan benih itu sedang tumbuh.." (Jepara, 25 Mei 1899)

"...maju terus! terjang tak gentar dan berani menghadapinya! tiga perempat dunia akan menjadi milik sang pemberani.." (Jepara, 6 November 1899)

"...bahwa perempuan yang beradab dan terpelajar menjadi penolong dan pembantu berharga bagi laki-laki" (Surat kepada Nyonya Cvink Soer -awal 1900-)

"Ingin hatiku hendak beranak, laki-laki dan perempuan, akan kudidik, kubentuk jadi manusia dengan kehendak hatiku. Pertama-tama akan kubuangkan adat kebiasaan yang buruk, yang melebih-lebihkan anak laki-laki daripada anak perempuan." (Surat kepada Stella Zeehandelaar -23 Agustus 1900-)

"...tidak usah kita herankan lagi apa sebabnya nafsu laki-laki memikirkan dirinya sendiri saja, bila kita ingat, bahwa laki-laki itu sejak semasa kecilnya, sudah diperlebih-lebihkan daripada anak perempuan. Dan semasa kanak-kanak laki-laki itu sudah diajar merendahkan derajat anak perempuan. Bukankah acap kali kudengar seorang ibu berkata kepada anaknya laki-laki bila ia jatuh, lalu menangis, "cis, anak laki-laki menangis tiada malu, seperti anak perempuan"." (Surat kepada Stella Zeehandelaar -23 Agustus 1900-)

"Alangkah berbahagianya laki-laki, bila perempuannya bukan saja menjadi pengurus rumah tangganya, ibu anak-anak saja, melainkan juga menjadi sahabatnya, yang menaruh minat pada pekerjaannya itu. Hal yang sedemikian itu tentulah berharga benar bagi kaum laki-laki, yaitu bila dia bukan orang yang picik pemandangannya dan angkuh" (Surat kepada Tuan Anton dan Nyonya -4 Oktober 1902-)

"...kami disini meminta, ya memohonkan, meminta dengan sangatnya supaya diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukanlah sekali-kali karena kami hendak menjadikan anak-anak perempuan itu saingan orang laki-laki dalam perjuangan hidup ini, melainkan karena kami oleh sebab sangat yakin akan besar pengaruh yang mungkin datang dari kaum perempuan hendak menjadikan perempuan itu lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan oleh Alam sendiri ke dalam tangannya; menjadi pendidik manusia yang pertama-tama". (Surat kepada Tuan Anton dan Nyonya -4 Oktober 1902-)

"Dari perempuanlah pertama-tama manusia itu menerima didikannya, di haribaannyalah anak itu belajar merasa, berpikir, dan berkata-kata" (Kartini)

Sumber:
  • Aku Mau...Feminisme dan Nasionalisme (surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903). Kompas. 2004
  • R.A Kartini: Biografi Singkat 1879-1904. Imron Rosyidi. Garasi. 2010

0 komentar:

Posting Komentar